Saturday, May 1, 2010

Mendefinisikan Perguruan Tinggi Idaman


Alhamdulillah tahun ini aku lulus SMA. Mengucap syukur begitu sudah cukup bagiku daripada lulus langsung hura-hura konvoi di jalan mengenakan seragam sekolah yang secara sekejap disulap mirip pakaian gelandangan (dicoret-coret dan di cat dengan aerosol). Mending setelah lulus itu mencoba hal-hal baru yang positif. Ya.. misal ikut seminar atau malah ikut Lomba Blog UII aja hehehe. Karena hidup di dunia itu cuma sekali. Jadi manfaatkan kesempatan ini untuk belajar sesuatu dan mencoba berpikir dewasa. Toh selamanya kita bukan anak kecil yang hanya bisa nangis dan kehidupan itu tidak selamnya manis dan hura-hura. Setelah lulus sekolah menengah atas pasti yang terpikirkan adalah mendapatkan perguruan tinggi terbaik atau setidaknya perguruan tinggi favorit Indonesia.

tentukan jalanmu sebelum melangkah..

Perguruan tinggi idaman itu sebenarnya sudah direncanakan bagi calon mahasiswa yang ingin sekolah disitu. Dan tentu saja perguruan tinggi terbaik adalah idaman mereka. Universita Islam Indonesia merupakan salah satu perguruan tinggi idaman dan perguruan tinggi favorit Indonesia khususnya bagi yang ingin sekolah di Jogja. Unfortunately banyak siswa yang terkadang kurang mempersiapkan untuk masuk perguruan tinggi idaman itu. Kurang belajar adalah faktor yang mempengaruhi itu.

ini adalah salah satu faktor siswa kurang berusaha..


Perguruan tinggi terbaik yang kebanyakan mendapat akreditasi yang bagus terkadang menjadi tidak menyenangkan menurut mahasiswanya. Sekarang biaya masuk perguruan tinggi mahal, tidak ada yang murah. Biaya kuliah yang semakin mahal seharusnya juga diimbangi dengan sarana dan fasilitas yang tambah baik juga dong. Memang sih semboyan “ada wujud, ada harga” itu sah-sah saja. Toh ilmu itu sekarang juga mahal karena teknologi semakin maju. Tetapi itu semua menjadi masalah bagi mahasiswa yang kurang mampu. Memang adanya beasiswa berprestasi bagi mahasiswa yang tidak mampu itu membantu mereka dalam hal biaya. Itu juga membantu mereka dalam hal belajar dan menguasai ilmu karena terpacu dengan beasiswa. Perguruan tinggi juga seharusnya membagikan beasiswa yang lebih banyak. Dengan begitu biaya perkuliahan mereka menjadi terasa murah. Satu hal lagi, lingkungan kampus juga menjadi faktor pendukung kepuasan mahasiswa yang belajar di perguruan tinggi itu. Mungkin adanya kompleks makan (kopma), taman, area hotspot (wifi), danau dan hutan lindung dapat mengurangi rasa jenuh dan kepenatan mereka setelah study. Seperti halnya Universitas Islam Indonesia yang memiliki lingkungan dan suasana sejuk juga menurutku sudah memiliki semua contoh yang disebutkan diatas (kecuali danau hehe tapi taka pa malah sekarang punya candi. Iye kan??).

hotspot (wifi) area selain sebagai tempat refreshing juga untuk mencari tugas di internet.

Hal yang terpenting lagi adalah keterbukaan perguruan tinggi itu, khusunya masalah informasi. Banyak juga calon mahasiswa yang ingin mendaftar perguruan tinggi dibingungkan mengenai agenda penerimaan siswa baru atau bahkan yang ingin mencari gelar diatas S1 tidak tahu caranya bagaimana. Buka website, eh malah web itu kurang dikelola dengan baik. Jadi informasi yang ingin didapatkan kurang maksimal. Informasi tidak sebatas itu saja. Semisal ada acara seminar atau hiburan yang diadakan salah satu fakultas juga harus tersebar dengan baik. Dengan begitu perguruan tinggi tersebut menjalin interaksi yang baik dengan orang atau masyarakat sekitar. Setidaknya masyarakat menilai perguruan tinggi itu menjadi lebih baik di mata publik.


2 comments:

purwaningtyas setiawati said...

ada akuuu :))
dengan rambut masih rewo ga jelas :))

primebound said...

@ronggolawe kok namane mirip pemberontak majapahit?? hehehe.. maturnuwun dah berkunjung

@tiazt hahahaha eh itu kopdar pertama kita!!