ASep vs ABas (Kemelut Antara Sepakbola dan Bola Basket)

Cristiano Ronaldo (ex Manchester United) vs Kobe Bryant (LA Lakers)

Terkadang, dua anak manusia masih memperdebatkan keren main basket daripada main sepakbola, atau malah sebaliknya. Persetan buat itu semua. Kalau menurutku yg penting sama-sama olahraga. Kalau berdebat keren-kerenan, ya mending jadi model atau main sinetron striping ajadeh!

Dewasa ini, olahraga menurut Mas Primebound bukanlah suatu kebutuhan hidup, melainkan GAYA HIDUP. Kita ambil contoh futsal ataupun orang yang sering nge-gym. Mereka selalu bilang “Eh futsal/nge-gym yuk! Biar sehat?”. Padahal sebelum berangkat atau sesudahnya itu tetep aja mulut ngepul asap.

Yak! Sebenarnya di sini Mas Primebound bukan mau sharing pendapat tentang Olahraga yang menjadi gaya hidup, melainkan perdebatan antara ASep (Anak Sepakbola) versus ABas (Anak Basket). Kalau gak salah, bermula dari acara Kick Andy yang menanyangkan narasumber pendiri DBL (gak tau DBL? klik disini). Lalu di twitter temenku berkicau (tweet kan artinya kicau) yang bernada menjelekkan anak basket hingga tweet terakhir yg kalau gak salah tulisannya gini “Anak Basket?? Buang kalen wae!” (artinya: Anak Basket dibuang di selokan aje).

Waduh. Kok kayaknya parah ni kebencian antara Asep dan Abas. Memang twit teman saya itu ada benarnya. Anak basket itu sombong, anak basket itu kebanyakan gaya, anak basket itu blablabla… Oke! Aku sebagai anak basket dan penggemar basket juga mengiyakan kalau anak basket emang kebanyakan kayak gitu. Tapi, mari kita tengok ke belakang atau kita lihat dari sudut pandang lain. Mungkin anak basket diberi label seperti itu karena mayoritas yang suka basket merupakan anak muda dan anak dari keluarga menengah ke atas, bisa dibilang dari keluarga kaya. Sedangkan anak sepakbola yang biasa menyebut sepakbola sebagai olahraga rakyat di Indonesia ini hampir disukai semua umur. Nah! Indonesia aja kebanyakan penduduknya (rakyat) miskin, dan sepakbola bisa dimainkan siapa saja, cekeran juga boleh. Ternyata kesenjangan sosial itu merambah ke olahraga juga ya.

Kalau ditengok di Negara lain, sebenarnya sepakbola juga menjadi olahraga orang kaya. Noh tengok liga Inggris, bukankah para atlit sepakbolanya kaya? Kalau urusan sombong, kebanyakan gaya, dan blablabla… Noh liat aja Wayne Rooney atau Christiano Ronaldo. Sebenarnya kurang adil juga jika kita mengambil kesimpulan dan memberikan stereotype sombong, nggaya, dan sebagainya terhadap suatu kelompok. Mungkina karena penggemar basket itu adalah anak umur belasan, dimana mereka lagi seneng-senengnya pamer dan kebetulan orang kaya. Semua itu tergantumg individu pelakunya. Sebagai bukti anak basket gak semua nya kayak gitu adalah teman-teman Mas Primebound. Mereka juga banyak dari kalangan menengah ke bawah, dan mereka friendly. Jika pernah mengunjungi salah satu klub Basket yang terkenal di Jogja, UTAMA. Orang-orang disana juga ramah. Jadi semua itu tergantung individu dan sudut pandang, gak asal ngasih stereotype kayak gitu.

Nah untuk itu, mari keberagaman dalam olahraga ini jangan menjadi perusak dan pertikaian antar kelompok/komunitas. Seperti kata Mas Heru “Shaggydog” Wahyono di lagunya Pee Wee Gaskins yang berjudul Aku Bukan Musuhmu : Dunia ini tak akan indah, bila hanya ada satu warna. Aku dan kamu beda, tapi bersama bagai pelangi…

Bhineka Tunggal Ika  yaw!!