Diberi lem yang kuat walaupun tak sempurna seperti baru
Kalau kata Mas Erros sih
Cuman kita nanti jatuhnya di batuan cadas apa di kasur hotel yang empuk.
***
Btw semua orang pasti punya cita-cita ingin hidup bahagia. Apalagi dengan pasangan dan keluarga terkasih.
Tapi menyatukan dua kehidupan dalam satu keluarga tidak semudah yang dibayangkan.
Agar berjalan dengan baik, cinta saja tidak cukup ternyata.
Lingkungan, budaya, cita, asa, komitmen dan faktor inklusi eksklusi lainnya.
Ketika merasa cinta sudah kita dapat, ternyata masih banyak faktor inklusi yg belum diperhitungkan. Banyak bias yang terjadi karena faktor eksklusi. Yang akhirnya proposal skripsi berjudul "Keluarga Bahagia" itu ditolak di sidang ujian.
Mencari apa yang seperti kita mau adalah wajib. Toh itu semua yang bakal ngejalanin hidup bersamanya adalah kamu sendiri.
Tapi itu tadi, lingkungan juga berpengaruh. Apalagi restu orangtua. Beliau itu ibarat dosen penguji dalam sidang skripsi yang menentukan segalanya. Teman? Sahabat? menurut saya mereka hanya dosen pembimbing yang saran nya sangat kita butuhkan.
Di usia seperti ini entah kenapa pola berpikir tentang mencari pasangan hidup ini berubah.
Apalagi mahasiswa kedokteran yang demi mendapat gelar dokter aja butuh waktu kurang lebih 5 tahun. Disaat mahasiswa yang lain mungkin udah kerja atau melanjutkan studi lagi ambil gelar S2.
Kenapa gak sesimple "Cinta Monyet" kalau aku suka kamu, kamu suka aku yaudah kita jadian, pacaran.
Kenapa malah lebih rumit, lebih banyak alasan, dan kata Raditya Dika malah menjadi seperti "Cinta Brontosaurus" yang lebih primitif.
Orang yang saya impikan dalam hal mendampingi hidup kelak itu analoginya begini :
Ketika saya berlari, orang itu selalu meneriakkan yel dan memberikan dukungan agar cepat sampai garis finish.
Ketika dalam lari tadi saya terjatuh, orang itu tidak hanya meneriakkan semangat. Mungkin memberikan povidon iodine pada luka yang ada, lalu memapah saya agar bisa berdiri lagi dan melanjutkan berlari.
Ketika sudah capek dalam berlari, tiba-tiba keluar dari rute dan ingin mencari jalan pintas agar cepat sampai, orang itu akan memberi peringatan bahkan penalty kalau perlu.
Nonton foto-foto di bawah ini aja deh.
Aneh? Alay? tapi kalau dijalanin berdua jadi asik-asik aja kayaknya hahahaha
*foto-foto di atas nyolong dari brendon urie dan dochi
Mau tak mau ku harus melanjutkan yang tersisaYa namanya juga "Jatuh" Cinta harus siap sakit.
Cuman kita nanti jatuhnya di batuan cadas apa di kasur hotel yang empuk.
***
Btw semua orang pasti punya cita-cita ingin hidup bahagia. Apalagi dengan pasangan dan keluarga terkasih.
Tapi menyatukan dua kehidupan dalam satu keluarga tidak semudah yang dibayangkan.
Agar berjalan dengan baik, cinta saja tidak cukup ternyata.
Lingkungan, budaya, cita, asa, komitmen dan faktor inklusi eksklusi lainnya.
Ketika merasa cinta sudah kita dapat, ternyata masih banyak faktor inklusi yg belum diperhitungkan. Banyak bias yang terjadi karena faktor eksklusi. Yang akhirnya proposal skripsi berjudul "Keluarga Bahagia" itu ditolak di sidang ujian.
Mencari apa yang seperti kita mau adalah wajib. Toh itu semua yang bakal ngejalanin hidup bersamanya adalah kamu sendiri.
Tapi itu tadi, lingkungan juga berpengaruh. Apalagi restu orangtua. Beliau itu ibarat dosen penguji dalam sidang skripsi yang menentukan segalanya. Teman? Sahabat? menurut saya mereka hanya dosen pembimbing yang saran nya sangat kita butuhkan.
Di usia seperti ini entah kenapa pola berpikir tentang mencari pasangan hidup ini berubah.
Apalagi mahasiswa kedokteran yang demi mendapat gelar dokter aja butuh waktu kurang lebih 5 tahun. Disaat mahasiswa yang lain mungkin udah kerja atau melanjutkan studi lagi ambil gelar S2.
Kenapa gak sesimple "Cinta Monyet" kalau aku suka kamu, kamu suka aku yaudah kita jadian, pacaran.
Kenapa malah lebih rumit, lebih banyak alasan, dan kata Raditya Dika malah menjadi seperti "Cinta Brontosaurus" yang lebih primitif.
Orang yang saya impikan dalam hal mendampingi hidup kelak itu analoginya begini :
Ketika saya berlari, orang itu selalu meneriakkan yel dan memberikan dukungan agar cepat sampai garis finish.
Ketika dalam lari tadi saya terjatuh, orang itu tidak hanya meneriakkan semangat. Mungkin memberikan povidon iodine pada luka yang ada, lalu memapah saya agar bisa berdiri lagi dan melanjutkan berlari.
Ketika sudah capek dalam berlari, tiba-tiba keluar dari rute dan ingin mencari jalan pintas agar cepat sampai, orang itu akan memberi peringatan bahkan penalty kalau perlu.
dibalik pria sukses pasti ada wanita hebat di belakangnyaWes ah.. Mau makan siang dulu.
Nonton foto-foto di bawah ini aja deh.
Aneh? Alay? tapi kalau dijalanin berdua jadi asik-asik aja kayaknya hahahaha
*foto-foto di atas nyolong dari brendon urie dan dochi
1 comment:
masa depan tidak akan seburuk itu kata JKT48 hehehhe... selow ajah..
PROMO BONUS DEPOSIT AWAL 10%
Post a Comment